
Judul Film : Ratapan Anak Tiri (1) Skenario : Sandy Suwardi Hassan
Sutradara : Sandy Suwardi Hassan Pemain : Soekarno M. Noor, Tanty
Yosepha, Faradila Sandy, Bambang Irawan, Dewi Rosaria Indah, Tatiek
Tamsil. Produksi : PT Serayu Agung Jaya Film Tahun Produksi : 1973
Sinopsis : Yuwono (Soekarno M. Noor) ditinggal pergi oleh istrinya
(Tatiek Tamsil) untuk selama- lamanya setelah melahirkan anak ketiganya.
Setelah sebelumnya dilarang untuk hamil lagi yang ketiga kalinya oleh
dokter karena memang membahayakan nyawa ibu dan anaknya. Akibat
melanggar larangan dokter, ketika melahirkan anak ketiga, keduanya pun
meninggal. Meninggalnya istri tercinta menyebabkan Yuwono terpukul
sekali, apalagi ia mempunyai dua orang anak yang masih membutuhkan kasih
sayang ibunya. Netty (Dewi Rosaria Indah) dan Susi (Faradilla Sandy)
begitu kehilangan sekali dengan ibunya yang sudah meninggal. Adalah
Ningsih (Tanti Yosepha) seorang wanita kantoran yang juga bawahan Yuwono
yang telah mencuri hati anak-anak Yuwono dengan kebaikan dan
kelembutannya bagaikan seorang Ibu. Meski dilarang oleh atasannya karena
Ningsih bukanlah sosok yang baik bagi anak-anaknya, akan tetapi Yuwono
akhirnya menikahi Ningsih. Akhirnya Ningsih pun resmi menjadi istri
Yuwono. Di awal kehidupan keluarga tersebut sangat harmonis dan begitu
manis. Yuwono menjalankan perannya sebagai suami demikian pula dengan
Ningsih yang menjadi ibu dari anak-anaknya menjalankan perannya dengan
sangat manis. Hingga suatu ketika tragedy itupun terjadi. Yuwono dituduh
menggelapkan uang perusahaan sebesar 14 juta hingga akhirnya Yuwono di
penjara. Sebenarnya Yuwono tidak pernah melakukan perbuatan ini, akan
tetapi penggelapan ini dilakukan oleh Harun (Bambang Irawan) yang
sebenarnya mencintai Ningsih. Begitu mengetahui suaminya di penjara,
Ningsih berusaha sabar dan tetap manis sikapnya dengan kedua anak
Yuwono. Akan tetapi Harun bermain di air keruh. Dengan rayuan-rayuannya
akhirnya Harun mampu kembali mengambil hati Ningsih, keduanya pun
terlibat dengan perselingkuhan, sekaligus Harun menghasu Ningsih bahwa
ia hanya menjadi babu bagi anak-anak Yuwono. Atas hasutan-hasutan Harun,
Ningsih pun berubah pikiran dan sifat aslinyapun kelihatan. Pembantunya
(Roldiah Matulessy) di pecat, dan peran-peran keluarga seperti
mengepel, mencuci piring dan sebagainya menjadi tugas kakak beradik
Netty dan Susi. Keduanya sering di marahin, di pukul, bahkan sering
sekali makan dengan nasi sisa. Tak jarang pula Netty dan Susi sering
tidak makan, karena untuk itu mereka harus kerja sendiri. Setiap
kesalahan kecil selalu menjadi bencana bagi keduanya. Bahkan tak jarang
keduanya tidak bisa masuk rumah karena pintunya dikunci dari luar,
ketika Ningsih dan Harun sedang pergi. Terpaksa keduanya menunggu diluar
pintu pagar, atau bahkan tidur di luar rumah. Sementara Ningsih dan
Harun asyik dengan perselingkuhannya, dan tidak peduli dengan keadaan
anak tirinya. Dipenjara, Yuwono selalu bertanya kepada petugas sipir
karena tidak ada yang menengoknya. Hingga suatu hari, Yuwono kaget
karena tiba-tiba kedua anaknya tiba di penjara dan mengadukan kejadian
yang telah menimpa mereka. Netty dan Susi lari dari rumah setelah
disuruh tidur diluar, sementara Ningsih dan Harun pergi asyik bersuka
ria. Mengetahui keadaan anak-anaknya, Yuwono meminta tolong kepada
petugas sipir penjara untuk menjaga anaknya. Walau dengan senang hati
petugas tersebut bersedia menolong, akan tetapi Netty dan Susi lebih
memilih untuk lari dan tidak mau diasuh olehnya. Kehidupan dijalanan
yang keras harus dialami oleh Netty dan Susi. Tidur di emper-emper toko,
berjalan dengan disertai malam dan hujan tanpa tujuan yang pasti,
hingga akhirnya Susi jatuh sakit ketika sedang tidur di pinggir jalan.
Badan susi panas, mengetahui adiknya sakit Netty berusaha mencari obat
dan makanan, akan tetapi ketika Netty sedang pergi mencari obat, Susi
yang sudah tidak tahan lagi dengan rasa laparnya akhirnya juga mencari
makan sendiri. Akhirnya keduanya pun terpisah dan saling mencari satu
dengan yang lain. Yuwono akhirnya bebas, setelah pelaku yang sebenarnya
Harun ditangkap dan dipenjara. Begitu bebas, Yuwono langsung menuju
rumahnya, akan tetapi ia mendapati rumahnya sudah tidak berpenghuni dan
ternyata memang sudah dijual oleh Ningsih dan Harun. Yuwono pun
melangkah gontai mencari anaknya yang terpisah. Sementara Netty dan Susi
yang sebelumnya terpisah, akhirnya pun bertemu kembali, keduanya saling
berpelukan. Di akhir kisah, Yuwono dan kedua anaknya bertemu, mereka
menangis pilu. Sebuah Seri drama yang cukup membawa penontonnya ikut
terbawa emosi yang di kembangkan oleh sang sutradara. Sutradara Sandy
Suwardi Hasan berhasil membawa penontonnya untuk ikut terlibat emosi
didalamnya. Ratapan Anak Tiri adalah salah satu film yang boleh dibilang
film yang mengharu biru dengan kekerasan yang dialami oleh anak tiri
akibat perlakuan ibu tirinya yang kejam. Sukses dengan Ratapan anak
tirinya, film ini dibuat skuelnya dengan Ratapan Anak Tiri 2 dan Ratapan
Anak Tiri 3. Kemampuan Acting Soekarno M. Noor sudah tidak diragukan
lagi, akan tetapi di ratapan anak tiri 1 ini, lebih mengekspose betapa
tidak enaknya mempunyai Ibu tiri. Sementara Faradila Sandy, bintang
cilik yang berbakat dan aktingnya juga sangat alami sehingga mampu
menambah nyawa film ini. Film ini juga tercatat sebagai peraih piala
Majalah Junior FFI 1974 untuk pemeran cilik Faradila Sandy dan Piala
GPBSI FFI 1974 untuk kategori film terlaris 1973-1974.
Sumber : http://www-waptros.wen9.com/dongeng3.html
http://beritaapelangiqq.blogspot.com/2017/12/dihukum-fifa-kapten-timnas-peru-absen.html
ReplyDeletehttp://beritaapelangiqq.blogspot.com/2017/12/pelangiqqasia.html
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At Ratupelangi.com ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami
- BBM : D1E0517C
- WHATSAPP : +6282143134682
- LINE : PELANGIQQ