Budidaya Ikan Mas Sinyonya




I. Seleksi induk
Seleksi induk ikan mas sinyonya di lakukan pada sore hari. Untuk mendapatkan telur dan benih yang unggul kita harus menyeleksi induk tersebut, induk yang sudah layak di pijahkan yaitu induk yang tingkat kematangan gonadnya sudah optimal. Induk ikan mas yang diseleksi minimal berumur 1,5-2 tahun. Ciri-ciri induk siap pijah yaitu perut besar bila diraba terasa lunak, gerakan lambat untuk ikan betina bila di urut mengeluarkan telur, jika jantan mengeluarkan cairan putih. 
Seleksi induk didasarkan pada bentuk luar atau sifat-sifat yang tampak (fenotipe) yang terbaik menurut si penyeleksi, misalnya dalam hal peningkatan berat, panjang dan pola sisik atau bentuk badan tertentu, ketahanan terhadap penyakit atau sifat lain yang sudah diamati. Seleksi induk bisa dikatakan baik apabila semua kretaria-keretaria yang disebutkan di atas sudah kepenuhi. Setelah seleksi induk benar-benar bisa di katakan baik maka induk tersebut bisa kita pijahkan dan akan mendapatkan telur yang baik dan larva yang dihasilkan akan mendapatkan larva yang unggul. 

II. Pemijahan semi buatan
Induk ikan mas sinyonya diseleksi maka kita pijahkan, kegiatan pemijahan dengan cara pemijahan semi buatan. Induk yang digunakan dengan jumlah induk jantan 10 ekor dan indukbetina 2 ekor. Pada pemijahan semi buatan di perlukan penyunntikan, penyuntikan tersebut menggunakan hormon.
Hormon yang digunakan untuk merangsang pemijahan yaitu hormon ovaprim, rangsangan ini diutamakan untuk induk betina. Induk jantan dan betina ditampung pada Hapa. Penimbangan induk dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah hormon ovaprim yang akan disuntikkan. Penyuntikan induk ikan mas secara semi buatan dilakukan satu kali penyuntikan pada pukul 04.00 WIB. Dosis ovaprim 0,5 cc/kg induk. Induk ditangkap menggunakan lap basah kemudian penyuntikan dilakukan pada bagian punggung (intra muscular). Induk yang sudah disuntik dikembalikan lagi ke hapa pemijahan. Untuk memudahkan pengecekan proses pemijahan ditambahkan beberapa ekor jantan ke dalam hapa pemijahan.
Proses pemijahan akan terjadi pada selang waktu 10-12 jam setelah penyuntikan, ditandai dengan mulai berkejar-kejarannya induk dan suara ceburan air seperti pada pemijahan alami. Setelah sudah kelihatan memijah dan telur itu menempel banyak dikakaban maka si kakaban tersebut di balikkan sehingga telur yang menempel merata. Setelah semua telur ke luar maka kita angkat dan pindahkan ke kolam induk. Dan kakaban tersebut di pindahkan ke hapa pemijahan.

III. Penetasan Telur dan Penanganan larva.
Penetasan telur induk ikan mas sinyonya di lakukan dalam hapa pemijahan, tetapi induk yang sudah pijahkan itu dipindahkan ke tempat penanganan induk lagi. Telur menempel pada substrat dan akan menetas. Telur ikan mas akan menetas pada umur 2-3 hari atau sekitar 48-72 jam setelah pembuahan setelah menetas kakaban yang diada pada penetasan itu di angkat dan di bersihkan lagi dengan cara mencelupkan kakaban ke kolam pendederan sehingga larva langsung di panen di tempat pendederan. Pada umumnya panen larva dilakukan setelah larva berumur 4-5 hari.
Pemanenan larva ikan mas sinyonya berumur 4-5 hari, cara pemanenan larva berumur 4 hari dengan cara di serok dan di sempling untuk mengetahui berapa padat tebar dikolam tersebut. Larva yang dipanen tersebut belum di kasih pakan selama 4 hari, karena masih ada kuning telur. Setelah ditebar maka ikan tersebut mulai memakan pakan alami yang sudah di siapkan.
IV. Pendederan 

Pendederan I yaitu larva yang di dederkan sudah berumur 5 hari. Lama pemeliharaan pada kolam pendederan I selama 2 minggu dengan ukuran benih yang dihasilkan 1-3 cm. Untuk Pendederan I tidak dilakukan sampiling pertumbuhan karena untuk ukuran larva terlalu kecil untuk di sampling.Pendederan dilakukan di kolam beton dengan luas 340 m2, kedalaman kolam 1,3 m dengan tinggi air 70-100 cm. Padat penebaran untuk pendederan I sebanyak 670 ekor/m2
Pakan yang diberikan yaitu pakan alami dan pakan buatan berupa tepung dengan kadar protein 28%-30%. Pemberian pakan dilakukan secaraadlibitum. Cara pemberian pakan tepung atau pelet di beri air dan di aduk sampai lumat dan langsung dapat ditebar di pinggir kolam pendederan secara merata. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan sore. Selain diberi pakan alami dan pakan buatan, larva di P.I juga diberi penambah nutrisi berupa susu cair. Tingkat kehidupan benih (SR) pada pendederan I (hasil dari pemijahan alami) mencapai 98,8 %,

Comments