Sistem Sekolah Modern


Mendengar kata ‘modern’, membuat pembaca berpikir dan merujuk pada teknologi yang canggih. Menurut saya, modern itu bukan berarti selalu menggunakan teknologi yang canggih. Namun, suatu keadaan dimana kehidupan menjadi lebih mudah dan lebih bermanfaat. Sistem sekolah modern. Sebuah sekolah yang mengembangkan peserta didik dengan suatu teknik yang dapat mempermudah pembelajaran dan penanaman pola pikir untuk masa yang akan datang. Modern berarti unggul atau sukses.
Faktor yang mempengaruhi unggulnya sebuah sekolah, yaitu :
  1. Kepala sekolah. Orang yang memimpin dan menentukan arah sekolah tersebut.
  2. Fasilitas sekolah. Perlengkapan yang membantu proses pembelajaran.
  3. Kurikulum sekolah. Cara mereka (guru dan karyawan) menyampaikan materi pembelajaran.
  4. Kualitas dan mutu guru. Orang yang menyampaikan  materi pelajaran kepada peserta didik.
  5. Perusahaan non-profit. Perusahaan yang tidak mencari keuntungan.
 Saya akan bahas satu per satu faktor yang mempengaruhi modern atau tidaknya sebuah sekolah. Penjelasannya sebagai berikut.
1. Kepala sekolah. Dari segi apa seorang kepala sekolah dinilai baik dan buruknya? Tentunya, semangat kepemimpinan dan keputusan yang diambilnya. Hubungan antara kepala sekolah dengan peserta didik sangat kurang. Karena ia harus mengurusi masalah-masalah sekolah sehingga membuat peserta didik merasa seakan-akan tidak memiliki pemimpin. Serta, mereka menganggap sekolah tidak memiliki visi dan misi yang jelas meskipun telah dibuat dalam bentuk papan yang besar. Solusinya adalah apabila kepala sekolah memiliki waktu senggang, cobalah untuk mengelilingi ruang kelas dan sesekali masuk untuk melihat keadaan proses pembelajaran serta memberikan semangat belajar kepada peserta didik. Meskipun hanya sebentar, peserta didik menyadari bahwa kepala sekolahnya benar-benar ada dan mendukung mereka. Maka hubungan keduanya semakin dekat.
Kepala sekolah berperan dalam memutuskan suatu tindakan. Lebih tepatnya, keputusannya adalah mutlak. Masalahnya, ada beberapa peserta didik dan karyawan yang kurang menyukai program yang dilaksanakan oleh kepala sekolah. Meskipun guru-guru telah rapat berkali-kali, tetap saja terdapat beberapa keraguan dalam menjalankan program itu. Peserta didik merasa bahwa mereka sekolah dengan segala perlengkapan yang disediakan, namun tidak berhak dalam mengembangkan sekolah tersebut. Padahal, banyak sekolah yang mengajak peserta didiknya seperti di rumahnya sendiri. Nyatanya? Solusi yang dapat dilakukan ialah menyediakan kotak ide. Dengan kotak itu, peserta didik dapat menyalurkan ide dan kreativitas mereka. Meskipun, pada akhirnya tidak semua ide-ide tersebut akan diwujudkan, namun peserta didik dapat berperan aktif dalam mengembangkan sekolahnya.
2. Fasilitas sekolah. Seperti meja dan kursi belajar, toilet, kantin, laboratorium dan lainnya. Apakah sekolah anda telah memenuhi segala kebutuhan anda dalam pembelajaran di sekolah? Banyak sekali keterbatasan dalam mendirikan sebuah sekolah. Misalnya saja, lahan yang kurang luas dan biaya yang dikeluarkan sekolah untuk membeli fasilitas yang dibutuhkan. Faktor kedua ini berhubungan dengan faktor kelima dalam hal pemenuhan kebutuhan. Peserta didik dapat mengubah suasana ruang kelas sesuai dengan kemauan mereka, tetapi tetap memperhatikan kenyamanan belajar. Manfaatkan fasilitas yang ada untuk kegiatan lain. Mulai tahun 2012 ini, banyak sekolah yang menanamkan sistem entrepreneurship, yang menurut saya adalah belajar untuk pelit. Sekolah memberi batasan pengeluaran biaya yang minim, namun memaksakan untuk mendapatkan perubahan yang besar. Solusi dari kekurangan fasilitas ini akan diperjelas pada faktor kelima.
3. Kurikulum sekolah. Menurut anda, apakah sekolah-sekolah di Indonesia telah memiliki kurikulum yang tepat? Misalnya saja, dengan cara apa seorang guru menyampaikan materi pelajaran? Apakah dengan bantuan multimedia atau hanya berbicara saja? Inilah yang menjadi pokok permasalahannya. Banyak peserta didik yang kurang memahami pelajaran dan beberapa diantaranya malu untuk bertanya. Kalau menurut suatu penelitian yang pernah dilaksanakan, praktek adalah cara tercepat peserta didik untuk memahami materi pelajaran. Ketika praktek, seseorang menggunakan hampir seluruh kemampuan tubuhnya, khususnya indera manusia. Sehingga, seseorang mendapat stimulasi atau rangsangan yang lebih besar untuk belajar. Solusinya adalah lakukan sesuatu yang anda sukai.  Hasilnya pasti sangat memuaskan.
4. Guru-guru yang berkualitas dan bermutu. Apakah guru sekolah kalian benar-benar mengajar? Atau, hanya ingin mendapat gaji buta? Tepat sekali! Seseorang bekerja untuk mencari nafkah, tetapi bukan mencari berkah. Guru yang hanya mencari nafkah adalah guru yang tidak memiliki semangat dalam mengajar peserta didik dan sebaiknya disingkirkan saja karena akan sangat mengganggu proses pengembangan bibit-bibit unggul peserta didik. Guru seharusnya memiliki pelatihan sebelum mulai mengajar. Tahun 2011 lalu, pernah diadakan seminar dan pelatihan untuk guru-guru Indonesia. Entah bagaimana hasilnya, sepertinya tidak ada perubahan. Guru yang galak adalah guru yang membosankan, namun guru yang membosankan belum tentu galak tetapi ia sudah gagal. Solusi untuk guru-guru sekalian, semangat belajar kalian adalah penting karena merupakan akar dari suatu pohon besar yang kokoh. Jadi, mulailah pembelajaran dengan senyum yang tulus dan kegembiraan dalam menyampaikan pelajaran dan perhatikan apa yang terjadi.
5. Faktor yang terakhir, sekolah adalah perusahaan non-profit. Semua orang tahu, tetapi mereka menghindarinya. Perusahaan non-profit atau nirlaba berarti perusahaan yang tidak mencari keuntungan. Tujuan mereka adalah mengembangkan atau mensejahterahkan masyarakat tanpa memperhatikan apa yang akan mereka dapat kembali. Ini adalah salah satu perusahaan yang baik. Mereka bukan mencari nafkah, tetapi mencari berkah. Lebih baik lagi, masyarakat tidak mengeluarkan biaya sedikitpun. Mengenai faktor kedua, sedikit bertentangan dengan faktor kelima ini. Fasilitas yang baik diimbangi dengan pengeluaran biaya yang sangat besar. Siapa orang yang rela mengeluarkan biaya dalam jumlah besar untuk mendirikan sebuah sekolah gratis yang menyediakan layanan dan fasilitas yang menunjang ungkapan “sekolah modern”?
Mungkin saja bukan seseorang, tetapi sebuah perusahaan non-profit tersebut. Sampai saat ini, saya belum mengetahui ada yang seperti itu. Kalau tahu bahwa sekolah itu adalah perusahaan non-profit, mengapa mereka harus menetapkan biaya sekolah yang cukup besar? Bahkan, dipedalaman saja masih ada yang tidak sekolah. Indonesia tentunya, sebuah negara “kaya” yang “miskin”. Kritik dan saran bertubi-tubi diberikan pada Indonesia, namun tetap saja tidak ada perubahan yang signifikan. Solusi bagi masalah ini hanya untuk orang-orang yang benar-benar sehat, yaitu…                                          BERANI AMBIL RISIKO.
Memang, sekolah merupakan sekumpulan unit kecil yang berada di seluruh negara. Namun pengaruhnya sangat luar biasa. Wujudkan sekolah modern dengan versi anda.
As a well-spent day brings happy sleep, so life well used brings happy death.
- Leonardo da Vinci -
Thank You for reading my article…

Comments