Bore Up Harian Honda Vario 125 – 142,3 cc.

Selamat siang para sobat blogger, walau blog ane kagak rame (dan mungkin akan rame :D) Ane kepingin share hasil iseng ane akhir-akhir ini.. Haha :D Ya! Betul! Bore Up Daily-Use atau umum kita sebut dengan BUD. Kalau agan cari artikel tentang BUD vario 125, umumnya yang nongol adalah bore up 150 cc atau 170 cc. Hahah, basi. Padahal ada lho bore up yang masih bisa menggunakan blok ori vario wtf. Dengan menggunakan piston/seher milik Kawasaki BlitzJoy R yang memiliki diameter 56mm, maka terdongkraklah kapasitas mesin vario 125 menjadi 142,3 cc :D. Gede yak…

Haiyah, langsung saja kita bahas satu per-satu apa aja tuh yang di ganti dan rincian biayanya, supaya sobat blogger yang juga kepingin jadi tau berapa kira-kira biayanya. :D
Blok dan piston original Vario 125.
Blok dan piston original Vario 125.
Diameter piston vario 125 adalah 52.4 mm dipadukan dengan langkah 57.8 mm. Maka dengan perhitungan matematis, akan didapatkan volume silinder sebesar 124,646 cc, dibulatkan menjadi 125 cc. Nah dengan dipasangnya piston blitz joy yang berdiameter 56 mm, maka didapatkan volume silinder sebesar 142,361 cc, dibulatkan menjadi 142 cc.
Dilihat dari gambar diatas, diameter boring/liner blok wtf adalah 63.5 mm, jika dimasukan piston 56 mm maka masih sisa 3,75 mm masing-masing sisinya. tebel lah kalo ane bilang :D. Oh ya, konstruksi linernya ini gak sepenuhnya besi lho.. Alias water jacketnya dilapisi alumunium. Jadi kalo masih pakai blok ori vario, maka 56 mm itu udah maksimal banget tanpa ganti boring. Kalo diperbesar lagi, takutnya malah kena daging alumunium yang melapisi liner baja blok wtf.
WP_20141018_009
Paking-paking…
Oh ya, sebelum bongkar. Jangan lupa mempersiapkan gasket atau bahasa sehari-hari kita sebut paking.. Karena vario 125 menggunakan radiator, maka penggunaan paking menjadi sangat sensitif. Takut-takut coolant bocor ke ruang bakar atau malah ke mesin dan bercampur dengan oli (oh no!). Karena vario ane sudah 10000 km berjalan, maka ane memutuskan untuk mengganti paking blok dan paking head, tidak lupa dengan paking knalpotnya.
WP_20141018_011
Coolant Radiator – AHM Pre-Mixed Coolant
Jangan lupa untuk membeli satu botol coolant, terserah mau pakai coolant apa. Yang penting ada anti-rust protection dan ada modifikasi titik didih (mengandung ethylene glycol). Atau mau pakai aquadest juga bisa kok. Aquadest loh, air destilasi! bukan air keran. :D Karena untuk bongkar mesin, kita perlu menguras coolant kita. Kalau umur coolant masih terbilang baru, silakan saja untuk menampung coolant yang dikeluarkan dari sistem radiator, dan nanti diisikan kembali kedalam radiator mesin.

Blok vario 125 yang sudah di kolter dan dimasukan piston blitz joy.
Blok vario 125 yang sudah di kolter dan dimasukan piston blitz joy.
Berhubung ane pinjam blok silinder punya orang (thanks to koh harel), maka di korter duluan dah itu blok, jadi gak nunggu lama-lama mesinnya untuk dimasukin sang piston 56 mm.
Untuk ngorter, cukup bawa piston ori vario 125, piston yang akan dipasang, dan blok silinder yang mau dikorter. Bilang aja langsung mau ngorter blok ini (vario), pistonnya ini (blitz joy). Lalu jangan lupa, samakan profil piston blitz joy dengan profil piston milik vario (coakan klep, tinggi bibir piston, ke-jenong-an piston, dan tinggi pantat piston) agar saat mesin menyala, piston dan part-part lain (seperti klep, kruk-as, head cyl). Compression ratio mesin juga bisa diatur lewat profil piston (jika tidak ingin mengubah squish di head cylinder). Kompresi mesin vario 125 diatas kertas adalah 1:11, padahal kenyataannya hanya 1:10,5. Lho tau darimana bro? Buktinya apa? Ini adalah hasil test langsung dengan menggunakan buret. Pantes vario 125 ini masih iso minum premium walaupun tenaganya jadi kendor.
Jika profil piston dibentuk mirip dengan piston ori vario 125 (lihat gambar diatas), maka dapat dianggap tidak ada perubahan kapasitas ruang bakar (ignition room). Maka pendekatan matematis rasio kompresi didapat 1:11,9. Tapi pendekatan matematis itu tidak bisa dikatakan 100% benar, mungkin rasio kompresi yang didapat adalah 1:11 sampai 1:11,5. Harus di test menggunakan buret untuk mendapatkan rasio kompresi yang sebenarnya.
Untuk mendapatkan rasio kompresi yang lebih rendah, piston bisa dibuat rata atau dibuat cekung. Tapi ane tidak merekomendasikan piston blitz joy dibuat cekung karena daging piston yang menjadi sangat tipis sehingga rawan jebol, solusi lainnya adalah dengan mendouble paking bawah (paking blok) sehingga piston menjadi agak mendem saat titik mati atas.

WP_20141018_018
Menelanjangi motor :D
Untuk menurunkan mesin vario 125 dari bodynya (atau lebih tepatnya mengangkat bodynya dari mesinnya :D) diperlukan extra effort dibandingkan Beat ataupun Vario lama. Agar tidak ribet, ane akan menjelaskan beberapa tahapannya.
Pertama, buka cover body terlebih dahulu. Diantaranya: jok, cover mesin, cover kolong, cover tulang belakang (yang dibelakang ban), dan tameng depan (seperti gambar diatas). Sedangkan bagian dek kaki dan atasnya boleh dibuka, boleh tidak. Agar lebih mudah, sebaiknya dibuka aja sih.
Kabel yang menuju mesin.
Kabel yang menuju mesin.
Lalu kebagian melepas kabel. Telusuri seluruh kabel yang menempel pada mesin, nah banyak kabelnya yang sambungan (soketnya) ada dibagian depan motor. Nah ini dia yang bikin ribet vario 125 untuk diturunkan mesinnya. Buka semua soket yang terhubung ke mesin (ada 3 soket kalo tidak salah, yang besar isi banyak kabel, yang besar tapi cuma tiga kabel (yang ini ke spull), lalu satu lagi lupa :D). Lalu keluarkan kabelnya dari klem-an bodynya.
Terus sampai bagian bawah (kolong) dek kaki.
Terus sampai bagian bawah (kolong) dek kaki. Ground/Massa body ada disitu. Yang kabel biru-biru itu merupakan relay set untuk lampu utama dan klakson ane (abaikan saja).
Lepaskan soket set tersebut, pokoknya sampai bergerak bebas deh. Setelah itu buka juga kabel gas, kabel rem belakang, selang bensin, dan lain-lain. Agar saat mesin diturunkan, tidak ada lagi yang nyangkut! Kalo nyangkut repot broooo..
Melepas/menurunkan mesinnya mudah, tinggal lepas baut mesin yang panjang menggunakan kunci nomor 17 dan 14. Agar lebih mudah, sebaiknya minta bantuan orang lain. Jika sudah terbuka, dorong (ketok) perlahan baut tersebut agar terlepas dari mesin.
Jika baut sudah telepas, pisahkan body dari mesin. Hati-hati, body vario 125 berat bro! Mintalah bantuan untuk mengangkat bodynya. Amankan body kerangka motor ditempat aman. :D
Makan waktu banyak misahin mesin dan body
Makan waktu banyak misahin mesin dan body
Oh ya, hampir terlupakan. Sebelum menurunkan mesin, buanglah (flush-out) air radiator. Caranya, buka cover radiator, dan dengan menggunakan kunci torx (lupa nomor berapa) buka baut pembuangan air radiator. Lalu buka pula tutup radiator agar pembuangan air radiator lebih cepat. Karena air tidak boleh bercampur sedikitpun kedalam ruang mesin!
WP_20141018_006
Buang air radiator.. Radiator ane item ya? Exclusive version bro ! haha

Piston ori vario 125 yang masih menempel
Piston ori vario 125 yang masih menempel
Untuk proses membongkar mesinnya terbilang mudah, alias tidak sulit. Mungkin karena ane sudah sering bokar-pasang mesin kali ya :D
Lepaskan semua selang-selang, baik selang pernafasan mesin, selang bensin, selang intake mesin, selang radiator. pokok’e semuanya dilepasss..  Dilanjutkan dengan membuka kover kepala silinder menggunakan kunci 10, ada 4 baut yang mengencangkan cover kepala silinder. Abis itu, buka/lepas radiator dari blok mesin, ada 4 baut juga kalo gasalah, agar kipas radiatornya kelihatan. Berhubung ane pakai kipas radiator PCX, ada coakan kecil untuk mengetahui posisi titik mati atas (TMA) mesin, kalo kipas ori vario 125 ane lupa ada apa kagak.. :D Melepas radiator berguna untuk mengetahui posisi titik mati atas mesin, karena pada magnet (flywheel) vario 125 terdapat tanda TMA-nya.
Untuk prosesi penggantian piston, ane tidak dapat menjelaskan secara detail. Minta bantuanlah kepada teman yang sudah berpengalaman dalam membongkar mesin, tidak perlu mesin vario. Pokoknya yang sudah berpengalaman saja :D
WP_20141018_028
blok ori vario 125 yang belum di korter. Baru aja dilepas dari mesin.
Untuk pemasangan ring-piston, ada 3 lapis ring piston. Pertama adalah ring kompresi (ring paling atas), umumnya berwarna cerah, ring ini bertugas untuk menjaga kompresi agar tidak loss ke ruang mesin. Kedua adalah ring kompresi kedua, umumnya berwarna lebih gelap, ring ini juga bertugas untuk menjaga kompresi agar tidak loss ke ruang mesin dan menyapu oli pada liner/boring mesin agar tidak masuk ke ruang bakar. Ring ketiga, terdiri dari 3 ring juga, adalah ring oli. Ring oli bertugas untuk melumasi, meratakan, dan menyapu oli dari dinding liner/boring mesin. Pemasangan ring piston, semua ring yang ada mark/tandanya berarti menghadap keatas!
Pemasangan ring-set piston
Pemasangan ring-set piston
Jika ring piston sudah aus, makanya umumnya mesin akan menjadi ngempos dan mengeluarkan asap. Nah karena mesin kita baru dipasang piston baru, ada namanya tahap inreyen. Yaitu tahap pembiasaan. Alias kita tidak boleh menggeber mesin atau memaksa kerja mesin menjadi berat. Ngebut boleh, tapi gasnya diurut ya :D. Tujuan tahap inreyen adalah memastikan ring-piston sudah “duduk”, alias punya clearance yang cukup antara liner saat memuai. Jika tahap inreyen gagal, maka piston akan ngancing atau nge-jim (jamming). Tandanya piston ngancing adalah, ban belakang tiba-tiba terkunci saat jalan. Nah abis ngejim ini kita harus bongkar lagi dah mesinnya, ngorter lagi, inreyen lagi. Capek baaang.. hahaha
Haha-aseek, sudah dipasaang
Haha-aseek, sudah dipasaang

Rakit/Pasang kembali mesin dengan urutan terbalik pada saat pembongkaran. Ah ini sih pasti banyak yang bingung.. Hahaha. Bagi yang sudah biasa bongkar mesin, hal ini adalah biasa sajaa.
Kondisi head cylinder ane. Pembakaran kering ya..
Kondisi head cylinder ane. Pembakaran kering ya.. Dan klepnya gede ya.. 27 in / 22 ex lho, lebih dari cukup buat ngelayanin piston 56 mm.
Jika mesin sudah terpasang, dilanjutkan dengan penyatuan kembali body kerangka motor dengan mesinnya. Hal ini terbilang sulit menurut ane, saran ane mintalah bantuan pada teman untuk membantu pemasangannya. Bagian paling sulit adalah saat kita akan memasang kembali baut panjang yang memegang mesin, karena posisinya harus pas, tidak boleh melenceng. Ane menggunakan bantuan dongkrak mobil untuk menjaga posisi kerangka body dan ngepasinnya dengan lubang pegangan mesin.
Fyuh, beres pasang mesin, pasang mesin ke body, lalu dilanjutkan dengan merakit kembali cover body yang tadi kita lepas.. Sebelum memasang cover body, jangan lupa memasang kabel-kabel  yang kita lepas (yaiyalah), wiring harness, kabel gas, kabel rem, koil, lambda sensor (sensor oksigen), ECT sensor, dll.. Lalu jika semua kabel sudah terpasang, coba nyalakan kontak mesin, liat indikator MIL/Check Engine. Jika setelah check engine selesai dan lampu menyala dengan kode-kode tertentu, harus dicek tuh.
Mampir kesini yuk untuk pengecekan dan kode-kode MIL untuk PGM-FI kita :D Tutorial Memeriksa & Menghapus kode DTC, Inisialisasi ECU, Reset TP, dan Altitude
Jika pengecekan sudah selesai, lanjutkan dengan pemasangan cover body dan lain-lainnya. Starter mesin, dan coba ajak jalan-jalan keliling komplek.. Dan rasakan bedanya :D hehehe.
Next, upgrade part CVT, pengoptimalan pendinginan CVT, dan perhitungan fuel consumption setelah bore up daily 56mm ini..
WP_20141019_002
Ngisi BBM dulu broo! Isilah BBM sesuai dengan spesifikasi mesin, dan kurangi konsumsi BBM bersubsidi!
Biaya-biaya
  • Piston Kawasaki Blitz Joy R, Original, Made in Thailand – 115 rb
  • Ring-set Piston Kawasaki Blitz Joy R, Original, Made in Thailand – 115 rb
  • Pen piston Kawasaki Kaze R, 13 mm – 20 rb
  • Paking bawah – 2 rb
  • Paking atas – 13 rb
  • Paking Knalpot – 10 rb
  • Coolant AHM – 17,5 rb
  • Ongkos tukang bubut – 85 rb
  • Ongkos bongkar pasang – Gratissss, ngerjain sendiri di rumah.
Sumber : https://ahmadeathbat.wordpress.com/2014/10/22/bore-up-harian-honda-vario-125-1423-cc/

Comments