Kali
ini menampilkan cuplikan wawancara dengan Bpk. Wayan Supadno (WS), HP
0811763161, lahir di Banyuwangi dari keluarga petani gurem Romo Suwarno.
WS yang waktu SD pernah tidak
naik kelas 2 kali, pernah nyaris bisu karena gagap berlebihan, rangking
47 dari 47 siswa semester I di SMA N I Singaraja dan 6 tahun lalu
bangkrut Rp 38 milyar, sekarang sangat popular karena teknologinya yang
sudah dipatenkan oleh Dirjen HAKI, juga pengelola situs www.bangkittani.com.
1. Bpk. Wayan Supadno selaku formulator Pupuk Hayati Merk Bio-EXTRIM cair dan granul, Pupuk Bio Organik Merk ORGANOX dan Hormon/ZPT Organik Merk HORMAX, sekaligus Praktisi Pertanian, bagaimana pendapat Anda mengenai makna atau definisi sukses?
Sukses
menurut saya adalah perubahan bermakna terukur dan jelas dari sebelum
dan sesudahnya dengan proses percepatan, contoh : jahat jadi baik, bodoh
jadi cerdas, miskin jadi kaya, membebani jadi bermanfaat, hasil
singkong 25 ton jadi 90 ton/ha.
2. Apa pondasinya jika ingin menjadi sukses?
Pondasi sukses terdiri dari tiga yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, dan cerdas rasional. (a.) Cerdas Spiritual/Agama, contohnya : bisa
membedakan halal & haram, sadar rejeki Tuhan yang membagi, sadar
Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak
mengubahnya sendiri. (b.) Cerdas Emosional / Greget, contohnya : punya nyali untuk tampil meraih sukses, kaya intuisi, inovasi, & kreasi, sukses dijadikan impian & target. (c.) Cerdas Rasional / Intelektual, contohnya : bisa menghitung kalkulasi logis bisnis, tanggap potensi pasar & cerdas memainkan momentum, tahu persis cara bertani yang baik & benar
3. Lalu bagaimana kiat menjadi petani sukses?
Sangat
sederhana, tidak lain dan tidak bukan pertanian harus dicintai agar
yang sawahnya jauh terasa dekat, pekerjaan yang berat terasa ringan,
mengatasi hama penyakit yang sulit terasa mudah, semua jadi serba indah.
4. Mengapa singkong dikatakan sebagai jalan pintas menjadi sukses?
Singkong merupakan komoditas yang sangat adaptif di negeri ini, bahkan sudah jadi bagian dari budaya bangsa dan memiliki produk turunan yang sangat banyak, tanpa batas di pasar luar negeri dan sampai dengan sekarang kita masih impor dalam bentuk cassava chip. Sehingga besar sekali peluang untuk mendongkrak kesejahteraan petani (sukses).
5. Apa maksudnya dan mohon diuraikan lagi!
Modal
total pupuk hanya sekitar Rp 7 juta/ha dengan potensi hasil 90 ton/ha,
artinya biaya produksi pupuk hanya Rp 78/kg singkong. Dengan harga
asumsi singkong Rp 1.200/kg, omset petani bernilai Rp 108 juta. Artinya,
keuntungan yang diterima petani berlipat-lipat yaitu sebanyak Rp 101
juta di luar sewa tanah dan tenaga kerja.
6. Bagaimana logika prinsip kerjanya bisa mendongkrak dari 25 ton/ha bisa 90 ton/ha dengan teknologi WS?
Kita kadang lupa bahwa “Tuhan
tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak
mengubahnya sendiri dan dalam kuasa-Nya tiada yang mustahil”.
a. Kita cipta kondisi perbanyak peluang akar dan agar hormon auksin perangsang keluarnya akar berfungsi maksimal melalui
luka-luka yang kita buat. Perendaman bibit = memperbesar peluang akar
dengan Auksin/IBA dan Sitokinin (George dan Sherington, 1984) dalam ZPT
HORMAX dan ORGANOX.
b. Pembesaran
umbi membutuhkan energi yang ekstrim. Ledakkan umbi melalui proses
sitokinesis poliploidi/pembelahan sel berlipat ganda kuadran =
Sitokinin, Giberelin, Kholkisin dalam ZPT HORMAX.
c. Sajikan
makanan super mewah jangka panjang = multimikroba yang terkandung dalam
Bio-EXTRIM granul dan ORGANOX (penambat Nitrogen, pelarut phospat dan
kalium (Rodriquezz dan Fraga, 1999)).
d. C-Organik
tinggi yang terkandung dalam ORGANOX merupakan nyawanya tanah,
indikator mutu pupuk, media biak dari multi mikroba yang menambat N dari
udara 78%, melarutkan P & K yang banyak terdeposit dalam tanah yang
selama ini kita suplai belum termanfaatkan karena belum larut (masih
terikat unsur lain).
e. Hormon
Asam Absisat (ABA) berperan penting dalam keseimbangan kebutuhan air,
inilah yang menjadikan singkong tahan terhadap kekeringan (Campbell et all., 2002), sehingga kelangsungan pembengkakan umbi berlanjut. Maka pentingnya kombinasi antara ORGANOX dan ZPT HORMAX.
f. Bertahan terhadap serangan bakteri dan jamur (biopestisida) yaitu Pseudomonas sp, dalam Bio-EXTRIM granul dan ORGANOX
7. Bagaimana langkah detailnya agar singkong hasilnya maksimal?
a. Potong bibit singkong 25 cm, gergaji/lukai di beberapa titik, bagian pangkal bibit yang akan terbenam tanah.
b. Rendam total bibit singkong sebelum tanam ke larutan 25 liter air yang diaduk dengan 0,5 liter ZPT HORMAX dan 1 liter ORGANOX selama 15 menit s/d 0,5 jam.
c. Tanam dengan kedalaman 15 cm (semua yang dilukai tertimbun), timbun dengan Pupuk Hayati Granul Bio EXTRIM. Semakin banyak tertimbun maka semakin banyak umbi singkong bertingkat-tingkat.
d. Semprot/kocor tiap 2-bulan sekali dosis 5 tutup ZPT HORMAX dan minimal 20 tutup ORGANOX/tangki pada perakaran umbi, diawali umur 14 hari setelah tanam (agar akar pasti banyak).
e. Bila tanaman sudah terlanjur tanam, masih efektif, tambahkan saja dosisnya semprot 5 tutup ZPT HORMAX + 25 tutup ORGANOX/
tangki 14 liter di perakaran/umbi pada awal aplikasi, selanjutnya dosis
seperti biasa setiap 2 bulan sekali. Aplikasi ORGANOX semakin pekat
semakin baik. Silakan dibuktikan.
f. Jika habis disemprot herbisida pembasmi gulma, tanam dan semprotlah dengan ORGANOX setelah lebih dari 3 hari.
8. Apakah hasil 90 ton/ha hanya tergantung dari varietas bibit tertentu?
Tidak,
semua varietas bisa karena prinsipnya adalah melipatgandakan akar calon
umbi dan memperbesar umbi dengan 16 unsur hara yang terkandung dalam
Bio-EXTRIM granul. Sekaligus pembesarannya dipacu melalui proses
multihormon sitokinesis dan poliploidi.
9. Jika singkong terserang jamur leles, apakah bisa Teknologi WS mengatasinya?
Tentu saja bisa “Dalam kuasa-Nya tiada yang mustahil”,
semprotkan di batang dan tanah sekitar perakaran 25 tutup BOMAX + 10
sdm susu bubuk/tangki 14 L. Produk BOMAX merupakan biopestisida yang
mengandung bakteri Pseudomonas sp. yang mampu menghambat pertumbuhan jamur penyebab penyakit leles (Van Loon, 2000) sekaligus bakteri Bacillus sp. mampu meningkatkan imunitas tanaman (Isolauri et all., 2001).
10. Bagaimana pendapat Anda mengenai kondisi riil kesuburan tanah pertanian kita?
Jujur saya katakan, kondisinya memprihatinkan. Tanah
kita bagai sedang sakit kronis komplikatif akibat kondisi yang serba
kurus, yaitu kurus unsur hara, kurus C-Organik, kurus multimikroba, dan
kurus multihormon.
11. Apa sebabnya?
Kurus
unsur hara, kurus C-Organik (dulu tahun 1970 an kandungan C-Organik
tanah di atas 2,5 %, sekarang di bawah 1 %. Padahal idealnya C-Organik
tanah di atas 3%, padahal inilah nyawanya tanah, tapi kita tidak pernah
menyuplainya lalu tanah dapat dari mana?). Kurus multimikroba sahabat
petani, multimikroba terus-menerus dibutuhkan sebagai simbiotik
mutualisme hidup, tapi kita tidak pernah membiakkan di lahan, lalu
diperoleh dari mana?. Dan kurus
multihormon, padahal mutlak dibutuhkan untuk tanaman lebih vigor dan
jumbo. Wajar saja jika dari waktu-kewaktu tanaman semakin kerdil. Kalau
tidak kita suplai didapat dari mana?. Ini semua akibat kesalahan kita
sendiri. Selama ini nyaris
hanya memperhatikan aspek kimia saja, itupun sintetis sifatnya dan
hanya 3 unsur saja yaitu N (Urea), P (SP 36) dan K (KCl), bahkan para
petani seperti sudah tergantung secara emosional.
12. Apa saja gejalanya?
a. Secara
fisika, tanah semakin mengeras padat, tidak bisa menahan air, dan tidak
menahan udara karena pori-pori tanah menyempit, padahal ketiga poin
tersebut sangat penting untuk pertumbuhan tanaman pertanian.
b. Secara
kimia, kekurangan 16 unsur hara makro dan mikro diantara NPK yang
datangnya dari alam dan lebih mengandalkan yang sintetis. Kadar
C-Organik juga sangat rendah padahal ini sangat-sangat penting.
c. Secara
biologi, kandungan multimikroba dalam tanah yang bersahabat dengan
petani sangat rendah, begitu pula mikro flora dan fauna lainnya, kadar
multihormon juga sangat rendah.
d. Gejala yang paling dirasakan
oleh petani adalah pada tahun 70-an untuk padi 1 ha cukup dengan 100 kg
Urea saja, tapi sekarang 300 kg saja belum cukup, artinya dari waktu ke
waktu kebutuhan pupuk meningkat semakin tajam dalam luasan yang sama namun hasilnya menurun.
e. Rentan
terhadap penyakit karena mikroba sebagai biopestisida tidak bisa
berkembang maksimal termasuk di dalamnya adalah fauna sahabat petani
lainnya yaitu cacing dan belut.
f. Tanaman
cenderung semakin kerdil ini semua karena kekurangan hormon alami dan
hasil pertanian mudah basi karena residu bahan kimia yang berbahaya
mendekati ambang batas.
13. Solusinya bagaimana?
a. Kita
sebagai petani harus menyadari betul kondisi ini bagai kita sedang
sakit mungkinkah kita kerja menghasilkan sesuai harapan seperti saat
kita sedang sehat.
b. Sehatkan
tanah secepatnya, gemukkan kondisi tanah dan perlakuan budidaya yang
berimbang (neraca hara) dengan cara menyuplai bahan-bahan organik yang
kadar C-Organiknya sangat tinggi, perkaya biang-biang multimikroba non
pathogen sahabat petani, perkaya multi mikroba biopestisida terkait,
beri rangsangan dengan multihormon sesuai kebutuhan tanaman budidayanya.
14. Apakah sudah ada petani yang mempraktekkan metode tersebut?
Sudah banyak, disarankan rombongan Gapoktan cek lokasi/ diklat lapangan dengan para petani terdekat. Di antaranya Bpk.
Purwanto (085381184999) di Lampung utara, Bpk. Karyadi (085279643464)
di Lampung tengah, Bpk Iwan (085279725572) di Lampung timur, Bpk. I
Ketut Nursane (081369515338) dan Bpk. Gusti (08127246829) di Gaya Baru
Lamteng, Bpk. I Ketut Widia Jana (085669940654), Bpk. Ketut Sudane
(085279931878), Bpk. Nyoman Wijaya (085366787955) dan Bpk. Made Sudiana
(081369509845) di Seputih Banyak, Bpk. Nengah (085840151555) di Rumbia
Lamteng, Bpk. Nyoman Yase (085366596445) di Lampung Selatan, Bpk. I Made
Widiarto (085279768334) di Tulang Bawang Barat Lampung, Bpk. Dewa
(085279256522) di Lampung Utara, Bpk. Ketut Oka Bawa (0811355367) di
Malang, Bpk. I Nyoman Gunarte (0812 3793 6894/0878 6158 7548) di Bali.
Dialog Interaktif dengan Petani di radar TV Lampung
Comments
Post a Comment